Category Archives: jalan-jalan

Muter-Muter Madura

Kamis, 29 Agustus 2013
Merupakan hari pemilu Gubernur Jatim, sehingga kantor diliburkan supaya pegawainya mencoblos. Secara saya bukan warga Jatim, jadi ga punya hak milih, tapi ikutan pestanya aja karena ga kerja. Dari jauh-jauh hari udah ada pengumuman dari GA (General Affair) kalo bakalan libur, jadinya Mbaiv udah booking buat jalan-jalan sekalian ngelancarin nyetir dia yang baru belajar. Saya sih oke-oke aja, selama jalan-jalan, mwehehe.

Awalnya itu berencana hanya berdua, tapi karena ngobrolnya didepan banyak orang, jadinya pada mau join jg. Formasi terakhir adalah Saya, Mbaiv, Nane, dan Mbakhdhi yang oke untuk jalan-jalan di hari kamis yang libur ini. Lalu berbagai tempat direncanakan. Ke Mojokerto wisata candi, ke Batu untuk kongkow, muter-muter Surabaya sambil nge-mall, dan terakhir tempat yang disepakati adalah ke Madura sekalian makan bebek Sinjay.

Agenda dimulai sejak hari Rabu pulang kerja. Saya dan yang lain memang mau nginep di rumah Mbaiv di Surabaya. Jadinya sehabis pulang kerja itu kami (selain Mbaiv) beres-beres perlengkapan nginep selagi nunggu dijemput Mbaiv, yang ternyata jadwalnya kepulangan dia sangat cepat dari biasanya. Untuk ke Surabaya ini ada Pak Dj yang ikut sampe Bungurasih yang kemudian entah ngebolang kemana. Sehabis maghrib Mbaiv ngejemput saya di kosan, lalu Pak Dj, dan terakhir Nane dan Mbakdhi yang nunggu di stasiun. Setelah kumpul samua, berangkatlah kami menuju Surabaya, dengan sebelumnya rencana makan malem dulu di ayam penyet langganan Mbaiv di Sidoarjo.

Langganan lah yaa, karena itu sambel ayam penyetnya super peddeeesss. Katanya sih pake 40 bh lombok. Bisa pilih level pedesnya; dari ga pedes, pedes, super pedes, sampai super zuper pedes. Selain ayam penyet, tempat makan tersebut juga jual Iga Bakar. Sesampainya di tempat makan, saya pesan ayam goreng sambal hijau, yang lain Iga Bakar, dan Mbaiv ayam penyet super pedas. Itu yaaa, lombok di ayamin, pedesnya ga kira-kira. Cuman nyobain dikit aja udah ga nyantei pedesnya. Walau menurut saya sih tetep lebih pedes Ceker Lapindo.
ayam geprek super pedas
[pedesnya ter.la.lu]
cheers
[mari makaan :9]

Setelah makan, kami langsung menuju Bungurasih untuk nurunin Pak Dj dan pulang ke rumah Mbaiv. Ga perlu pake lama, setelah beres kami langsung tidur.

Bangun subuh, sholat, mandi, dan bersiap untuk ke Madura sarapan Bebek Sinjay. Sebelum menuju Suramadu, Mbaiv nyoblos dulu (karena dipaksa emes-nya, hihi). Karena sebenernya ga ada yang hafal banget jalan menuju Suramadu, jadi sempet muter-muter dan nanya-nanya dulu. Jam 8.30an kami baru sampai Suramadu dan jam 9an sampai di Bebek Sinjay.
suramadu
[Suramadu di pagi hari]
at sinjay
[sampai di tempat makan Bebek Sinjay]

Menurut info, memang harus sepagi mungkin ke tempat bebek ini, karena lagi tenar dan setelah jam 1 siang bakalan udah abis. Waktu kami datang masih banyak kursi kosong walau antrian udah cukup banyak. Bebek Sinjay itu bebek goreng kremes dikasih sambal mangga. Daging Bebeknya empuk, rasa sambalnya kecut asin. Entah mungkin masih pagi, jadinya kami dikasih sepiring gratisan ati ampela goreng kremes. Seporsi Bebek Sinjay sepaket dengan 1 teh botol sosro, hargnya Rp 26.000. Ga puas hanya minum teh botol, setelah makan dengan nikmat, kami pesan kelapa muda juga, harganya Rp 8.000. ALhamdulillah, puas banget.
bebek sinjay
[Ini loh bebek sinjay yang tenar dari madura itu]

girls with coconuts
[Kelapa mudanya enaak, dagingnya lembut dan manis]

Perjalanan setelah sangat kenyang dilanjut mencari objek wisata pantai di Madura. Katanya yang bagus itu Pantai Slompeng, sekitar 2 jam perjalanan. Sekalian aja, mumpung udah di Madura, bisa ngendarain mobil menyisiri pinggiran pantai, jadi direncanakan muter Madura rute Sampang – Sumenep – Pamekasan. Pokoknya seharian itu bener-bener muterin Madura. Sebelum ke pantai Slompeng, mampir dulu di Tanjung Bumi.
tanjung bumi

tanjung bumi 2
[Tanjung Bumi yang sepi]

??????????
[Pantai Slompeng. Blue Sky, Clear Ocean]

Sekalian arah pulang, sebenernya kami pengen makan soto Madura, tapi kok ya ga nemu-nemu aja. ternyata namanya itu ‘Kaldu Daging’, kalau soto yang terkenalnya doto ayam. Sore hari di Pamekasan kami baru nemu itu kaldu daging. Daging sapi dengan kuah gurih dan ada campuran kacang hijaunya dengan Rp 12.000 saja.
kaldu daging
[Kaldu daging khas Pamekasan, Madura]

Lalu sampai di Surabaya lagi udah jam 9 malem. Nane dan Mbakdhi mau langsung pulang Bangil, jadinya dianter ke Bungurasih. Kalo saya nginep semalem lagi di rumah Mbaiv dan jumat pagi nunut ke kantor bareng.
suramadu at night
[Suramadu di malam hari.. lampunya keren sih, warna-warni, tapi pake lampu dari kompetitor, ahaha]

Madura itu.. sepi. Ga terlalu banyak penduduk, kendaraan, dan bangunan. Apalagi semakin ke daerah pinggirannya, makin banyak hutan seperti padang savana yang menutup pinggiran pantai dan jalan raya. Di kotanya aja ga rame, malah mungkin lebih rame alun-alun Bangil. Sepanjang jalan kalau diperhatiin itu banyak mesjid. Banyaknya kebanyakan, karena baru juga maju beberapa meter udah ada mesjid lagi. Pembangunan mesjid dimana-mana. Walau memudahkan untuk berhenti sholat pas waktunya, tapi tetep aja dirasa ga efektif karena ga memaksimalkan fasilitas mesjid. Baiknya kan setiap area punya 1 mesjid yang setiap waktu sholat penuh oleh jamaah, daripada 1 area ada beberapa mesjid dan jamaahnya jadi terbagi-bagi.

Selain mesjid, kesimpulan sekilas, orang-orang Madura itu banyak yang tajir. Terlihat dari rumah-rumah yang gweddee. Pilar-pilar besar dan tinggi, halaman luas, dan bangunan yang cukup mewah. Mungkin sekalian penanda status sosial strata tinggi kali ya, harus terlihat dari ukuran rumahnya. Tapi kalau mobil, ga banyak liat pakai yang mewah-mewah, malah relatif sepi dari kendaraan. Orang-orang Madura terkenal dengan pedagangnya. Di pasar Bangil aja banyak penjual dari Madura daripada lokalnya. Bisa ketauan dari logat dan aturan jual belinya, yang agak maksa dan keras (imo).
perahu madura
[Banyak perahu nelayan lagi parkir. Best Shot!]

Overall, cukup puas bisa muterin Madura seharian kemarin. Pengalaman juga mumpung saya masih di Jatim sini ;D
driving
[Thank you ladies for Madura’s trip *hug*]

2 Comments

Filed under jalan-jalan, kota, makan-makan, pantai, resto

Yes, I’m Back Again, Ranu Kumbolo.

Untuk kedua kalinya saya bisa menapaki rute Semeru hingga ke Ranu Kumbolo, yang pertama kalinya pada bulan Juni lalu [check this]. Bisa kemping lagi di depan danau Ranu Kumbolo dan menikmati sunrisenya yang indah lagi. Kali ini bersama banyak teman, ada 17 orang yang ikut trip Ranu Kumbolo ini. Rencana kami memang hanya sampai Ranu Kumbolo, kemping semalam, ga sampe muncak. Waktu yang pertama kalinya kan sempet sampai kalimati, hingga bisa liat puncak Mahameru. Karena bulan Agustus sudah masuk kemarau, jadinya rute perjalanan berdebu dan terik. Tapi langitnya cerah dan bersih.
panas

Jumat, 23 Agustus 2013
Sesuai kesepakatan, kami akan berangkat menuju Ranu Pani dari Jumat malam, sehabis pulang kerja naik motor. Kami dibagi dua kelompok, ada yang dari rute Bangil dan rute Pasuruan, lalu berkumpul di Purwosari. Saya gabung rute Bangil dan jadwalnya berangkat jam 7PM, tapi yaa ga telat itu ga Indonesia banget, makanya baru berangkat menuju Purwosarinya jam 8PM, dan baru kumpul semua jam 9PM. Dengan konvoi 9 motor, kami menuju Arjosari (Malang) untuk jemput satu lagi kawan. Setelah itu langsung menuju pasar Tumpang untuk ganti kendaraan menjadi truk sayur.

Yep, kami semua diangkut truk sayur sampai ke Ranu Pani, karena medan jalan yang ga oke untuk boncengan motor. Motornya disimpen di rumah pemilik Truk. Perjalanan 2 jam menuju Ranu Pani ditemani angin dingin kaki gunung, ga kerasa ternyata udah jam 1AM kami sampai di Ranu Pani. Kami segera menuju mushola untuk istirahat, tapi udara super dingin sampai menusuk tulang bikin ga bisa tidur dengan benar.

Sabtu, 24 Agustus 2013
Pkl 04.00, saya udah ga kuat lagi kedinginan, jadinya memilih untuk keluar sleeping bag dan mulai bergerak. Ternyata beberapa temen juga sama, akhirnya kami wudhu dan bersiap untuk subuh. Setelah subuh dan semua orang bangun, kami siap-siap untuk mulai treking. Tapi karena pos lapor baru buka jam 8 pagi, jadinya kami masih harus nunggu dulu. Selagi nunggu kami foto-foto di Danau Ranu Pani yang penuh kabut dan es.
danau ranu pani

menjadi es
[Karena dingin, bahkan rumputnya aja jadi es]

Pkl 08.00, kami laporan untuk mulai naik Semeru. Pada saat itu juga, ternyata kami bisa menyaksikan pemecahan rekor MURI mendaki puncak Mahameru dengan jalan mundur, sekalian kampanye untuk melindungi Gn. Semeru dari kerusakan akibat sampah. Jadi sekalian kami memberikan semangat untuk cak Tarpim “Gimbal Alas” yang dari awal hingga puncak Mahameru berjalan mundur (don’t imagine how he did that).
cak tarpim
[Cak Tarpim Lagi persiapan untuk berjalan mundur ke Mahameru. Pakai spion di kiri dan kanan, ditemani guide depan belakangnya]

berdoa
[Berdoa sebelum berangkat]

Pkl 08.30 akhirnya perjalanan kami dimulai. Masih semangat berjalan di pagi hari dengan rombongan yang lain. Tapi lama kelamaan udah ngos-ngosan juga. Bawa barang-barang yang berat dan rute menanjak, beberapa kali istirahat, sampailah kami di Pos 1 dengan waktu tempuh 75 menit.
pos 1

Setelah istirahat dan udah oke untuk mulai jalan lagi, kami meneruskan perjalanan. Dari pos 2 ke pos 2 relatif jaraknya lebih singkat, hanya 30 menit saja, jadi ga perlu istirahat lama-lama. Tapi dari pos 2 ke pos 3 yang jauh dan berat, ditempuh 60 menit, sampai di pos 3 kami istirahat 30 menit sampai ketiduran.
pos 4
[terkapar di pos 3]

Tepat jam 12 siang, kami mengumpulkan semangat lagi untuk rute sangat menanjak dari pos 3 ke pos 4. Tapi semakin mendekati pos 4, akhirnya pemandangan danau Ranu Kumbolo itu terlihat juga, semakin menyemangati kami untuk terus berjalan dan ga sabar pengen sampai tempat tujuannya. 45 menit perjalanan menuju pos 4, kami istirahat sambil foto-foto dulu, dan touchdown spot kemping Ranu Kumbolo tepat pkl 14.30, jadi sekitar 6 jam perjalanan yang ditempuh. Lebih cepat 2 jam dibanding perjalanan kesini waktu pertama kali, mungkin karena waktu itu malam dan musim hujan, jadi harus super hati-hati jalan karena licin.
pos 4
[pemandangan danau dari pos 4]

Yuhuu, sampai di danau Ranu Kumbolo. kami mendirikan tenda dan beristirahat sambil makan. Foto-foto udah pasti, ga mau melewatkan setiap spot untuk diabadikan. Walau jauh lebih indah liat langsung dengan mata sendiri sih, hihihi. Udara udah mulai dingin aja, padahal masih sore, gimana nanti malam apalagi nanti subuh? itu ga bisa kami bayangin. Pkl 16.00 Saya dan 3 orang lainnya memilih untuk naik ke ‘tanjakan cinta’ hingga oro-oro ombo setelah sholat ashar. Sedangkan yang lainnya memilih untuk masak-masak dan beristirahat. Cukup sejam aja menikmati pemandangan oro-oro ombo dan foto-foto, kami turun balik menuju tenda.
CIMG3414

CIMG3439
[karena musim panas, lavendernya ga mekar di oro oro ombo. Beda waktu bulan Juni pas musim hujan, sepanjang jalan itu padang lavender]

CIMG3466

CIMG3485

Menjelang maghrib, matahari mulai tenggelam, udara semakin dingin. Bergegas kami wudhu dan sholat. Lalu setelah itu kami berkumpul dengan pusat lingkaran adalah kompor yang menyala memanaskan air kopi. Lumayan untuk menghangatkan badan sambil ngobrol-ngobrol dan nyanyi-nyanyi heboh. Mungkin cuman kami yang ketawa-ketawa sambil ngobrol keras seantero area kemping. Kami main tebak-tebakan alfabet; mulai dari nama buah, kota, hewan, tempat wisata, hingga nerusin cerita bersambung yang ga nyambung.
kedinginan malem2

main games

_DSC5333

Momen seperti inilah yang paling saya sukai ketika kemping, malam-malam berkumpul mengelilingi api unggun, bercerita hingga curhat sambil ngemil kacang dan minum kopi panas. Puas banget ketawa dan curhatnya. Ditambah malam itu pas ketika langit cerah, melihat keatas, langit serasa dekat sekali dengan taburan jutaan bintang yang super indah. Sayangnya ga ada kamera canggih untuk mengabadikan pemandanan samudera bintang itu, tapi cukup mata ini yang menyaksikan langsung dan hanya bisa terus berucap “subhanallah”.

Semakin malam, semakin dingin, semakin aneh-aneh acara kumpulnya. Tetapi sempat kami teralihkan oleh cahaya sangat terang diujung bukit. Apakah itu? Oh ternyata Bulan sudah mulai menyapa. Walau bukan purnama, tapi terang bulan malam itu sangat terlihat jelas, sampai ga perlu senter untuk menerangi jalan dan sekitar tempat kemping. lagi-lagi “subhanallah”.
padang bulan

Satu per satu kawan udah nyerah karena dingin dan capek, akhirnya masuk tenda masing-masing. Saya dan yang tersisa 3 temen lainnya masih berusaha untuk menghidupkan api unggun dengan mencari ranting dan kayu. Pukul 22.00 akhirnya saya masuk tenda dan sleeping bag, mencoba untuk tidur dan berharap ga kedinginan.

Minggu, 25 Agustus 2013
Tepat perkiraan saya, ga akan mungkin bisa tidur! semakin dingin menusuk sampai menggigil dan ga karuan mencoba posisi meringkuk di dalam sleeping bag. Apalagi ini musim panas, yang udara di gunung bakalan jauh lebih dingin dibanding musim hujan. Udah deh, dari sekitaran jam 3 kurang sampai subuh itu saya seperti cacing kepanasan versi dita kedinginan di dalam sleeping bag, mwehehehe.

Akhirnyaa, inilah yang ditunggu-tunggu. Sunrise di danau Ranu Kumbolo. Setelah sholat, kami udah excited aja menanti sunrise dan siap-siap dengan kamera. Berbagai momen dan pose ga boleh dilewati. Hingga cahaya itu semakin terang dan kabut di danau semakin terlihat jelas. Walau super dingin, tapi tetep ga bisa ngalahin semangat untuk foto-foto dan liat langsung kuasa Allah SWT.
sunrise

_DSC5405

_DSC5407

_DSC5408

_DSC5410

Pkl 06.00 teman-teman yang belum naik ke ‘tanjakan cinta’ mencoba untuk kesana. Sedangkan saya dan yang sudah kemarin, bikin sarapan ala anak kemping, yaitu mie goreng. Ditemani cahaya mentari pagi yang menghangatkan, saya dan yang tersisa sibuk di dapur alami untuk masak mi dan air panas. Pas temen-temen turun dari ‘tanjakan cinta’, sarapan udah siap dan langsung habis hingga masak berkali-kali mi goreng lagi.

Jadwalnya kami berkemas dan berangkat untuk pulang pkl 09.00, tapi dengan banyak gaya dan spot Ranu Kumbolo yang ga boleh dilewatin, jadinya kami baru mulai bergerak itu pkl 09.30. Sampai ada yang ga cuci muka dan gosok gigi gara-gara sibuk foto (suer, bukan saya!). Tapi hasutan saya: Ya kan gosok gigi dan cuci muka bisa sehari 2x, ke Ranu Kumbolo belum tentu seumur hidup 2x, hihihi. Perasaan temen-temen sama semua.. ga pengen pulang lagi. Ingin berlama-lama di Ranu Kumbolo. Rasanya tenang dan damai banget. Jadi dengan perasaan berat, plus jalan nanjak juga sih, jadinya kami berjalan perlahan sambil menikmati lagi pemandangan Danau untuk terakhir kali.
pamit rakum
[berkumpul semuanya untuk perpisahan dengan ranu kumbolo]

Perjalanan pulang tentu saja lebih ringan dan cepat. Yang waktu berangkat itu boro-boro ada yang ngobrol karena kecapean, perjalanan pulang sambil ngobrol seru dan menyapa setiap pendaki yang papasan. Pkl 12.30 kami sampai di Ranu Pani. Total waktu tempuh, hanya 3 jam saja! diskon 50% dari waktu tempuh berangkat. Karena masih siang dan janjian dengan truk sayur itu jam 3, jadinya kami bisa istirahat bersih-bersih, makan, dan foto-foto dulu.
_DSC5606

_DSC5693

Pkl 15.00 setelah semua barang dan orang masuk truk sayur, kami harus meninggalkan Ranu Pani menuju kenyataan hidup lagi (halah..). Tapi kami masih disuguhi pemandangan bukit-bukit bromo sepanjang jalan menuju Tumpang. Walau berkabut tebal, tapi masih ciamik sekali. Pkl 17.00 sampai di Tumpang dan berganti motor untuk meneruskan perjalanan balik ke Bangil. Saya sendiri sampai di kosan pkl 20.00, setelah mampir makan dan belanja dulu.
_DSC5766

_DSC5769

_DSC5770

_DSC5792
[capek, tapi senang sekali]

Haah.. pesona Ranu Kumbolo emang ga pernah abis. Pengen lagi saya kesana. Tapi kalau ada rezeki lagi ingin sampai puncak Mahamerunya.

Best Place, Best Journey, Best Friends, Best Shot, Best Story!
this place again
[this place again]

the crew
Ranu Kumbolo’s Crew:
Female: Saya, Fitriatun, Tatik, Mery, Mbak Nana, Elok, Airin, Eni
Male: Mas Heru, Hanafi, Haqi, Bayu, Arga, Yakin, Umar, Arie, Hajir

4 Comments

Filed under gunung, jalan-jalan

Ladies Day Out

Setelah jadi anak alam di bulan Juni, yang ngabisin tiap wiken ngebolang ke gunung, pantai, dan gua, bulan Juli ini dinetralisir pelesir ke kota. Ceritanya jadi anak gaul kota metropolitan, dengan hengot ke mall di Surabaya.

Emang udah direncanain dari sebulan lalu sih sama @dalulia @dipharoanna @corryindria, kalo wiken pertama bulan Juli mau nyushi di Sushi Tei. Sekalian pas juga momennya mau bulan Ramadhan, puas-puasin makan sushi, udah lama juga ga makan sushi. Sempet kapok ngerasain sushi di Tokyo Connection, Bandung. Ga sushi banget rasanya. Katanya yang rasanya sushi banget itu hanya ada di Sushi Tei. OK, let’s try it.

Sabtu, 6 Juli 2013
Berangkat dari Bangil naik bus menuju Bungurasih. Rencananya sih jam 9, tapi jeng @dalulia kelaperan, jadinya makan pecel dulu. Sekalian masBro Molly ketar-ketir jaket ama kaos kesayangannya ngilang di londri deket kosan, jadi saya mampir londri dulu untuk nanya-nanya. Aktualnya berangkat ke Bungur jam 10 pagi. Rezeki dapet bus masih kosong dan bisa duduk, jadi bisa tidur dulu di jalanan yang super macet. Bangun-bangun udah deket Bungur aja.

Nyampe Bungur masih nunggu dijemput @corryindira dan @dipharoanna. Sejam lebih akhirnya si Atoz biru muncul juga dan langsung menuju Ciputra World (Ciworld) Mall. Jalanan muacceett, mungkin para warga keluar semua sebagai jalan-jalan wiken terakhir sebelum Ramadhan. Jadinya jam 2 siang baru nyampe Ciworld dan lengsung ke SUshi Tei.

Secara buat saya ini pertama kali ke Sushi Tei, jadinya terserah yang lain mesen apaan. Kalo liat menunya sih, standar sushi yang ada di Jepang juga, dengan tambahan variasi sentuhan internasional cuisine. Harga untuk sushi biasa IDR 14.500. Yang lainnya bervariasi, paling mahal untuk menu sashimi, ada yang sampe IDR 750.000. Waktu di Jepang, saya and the genk suka ke Sushi bar yang semua JPY 105. Duduk depan rel sushi sambil liat-liat sushi mana yang mau dimakan. Kalo di Sushi Tei, liat menu dan pesen satu-satu. tsumaranai~ Tapi untuk ocha-nya all you can drink, free.

Entah berapa macem menu yang dipesen, cukup banyak.
sushiii
Dari saya sih pesen satu menu; spicy salmon roll. The Queen of Sushi Tei @corryindria yang casciscus pesen ini itu. Dari semua menu yang dipesen, saya paling suka salmon sashimi-nya. Sweet and cold.
salmon sashimi

Sambil makan, sambil ngobrol, sambil foto, diketahuilah bahwa kami adalah anak pertama yang adik-adiknya perempuan semua. Umur kami sama, kelahiran 1987, kecuali @dipharoanna yang 1988. Aktivitas kami sama, a career ladies; saya dan @dalulia di Panasonic Lighting, @corryindria di Unilever Logistic, @dipharoanna di Merpati Airlines. Dan, you bet, status kami yang sama, single ladies, topik bahasan kami juga ga jauh-jauh dari marriage thing.

Sebenernya kami sih sekarang santay aja. Ya mau gimana lagi, emang belum saatnya. Cuman orang-orang sekitaran kami yang ga nyantei. Berisik banget nanya “udah punya calon?” atau “kapan nikah?”. @corryindria nanya ke saya, “kamu ga galau?”. Soalnya lingkungan keluarga dan kantor dia suka kepo aja masalah ginian yang bikin dia resah gelisah. Of course lah saya (pernah) galau, sampe tingkat akut. Dimana hampir semua kawan deket saya dulu udah nikah, tinggal tersisa saya. Tapi daripada capek sendiri maksa-maksa pengen cepet nikah yang tak kunjung ada lamaran juga, jadinya let it flow aja. Rezeki juga di tempat kerja sekarang bisa ketemu temen-temen yang asik, sehobi, dan senasib. Ah, kalo bahasnya ini-ini lagi sih bisa panjang banget sama curhatan. Intinya, our turn will come, at perfect time, with perfect person. Just keep trying and praying. Well, although recently for that parts I’m not persist anymore.

Abis makan, kami muter-muter mall. hasil invasi-nya, @dalulia dapet 2 pasang sepatu cantik (buat dirinya), @corryindria dapet sprei cantik (buat kado nikah temennya) dan dasi cakep (buat kado sidang gebetannya), @dipharoanna dapet ngecengnya (dia lagi berhemat). Saya lagi butuh sepatu pengganti untuk ke kantor karena si konvers udah sangat bulukan. 3 tahun saya injak-injak, semenjak di Jepang sampai Pasuruan, sampe lecet sana-sini tapi tetep kuat menemani, sepertinya harus dipensiunkan.
old converse
Toko wajib yang harus saya masuki kalo ke Mall itu adalah sports station. Pas banget lagi ada Sale Back To School. Saya juga ikutan Back to Work gitu yaa, hihi. And I got this white casual Reebok shoes elegantly on display, sale for 50%. Fufufu, I want that! Sekalian sama tas ranselnya juga, yang emang saya butuh banget.
new reebok

Dimana-mana wanita itu harusnya masuk ke toko sepatu atau butik yang emang buat wanita! kayak payless, mango, zara, atau other classy boutiques, at least metro. Tapi saya kurang tertarik dengan branded item macem gituan. Lebih excited kalo cari sepatu dan tas di sports station, dengan merk Adidas, Nike, Reebok, Converse, atau sepatu kanvasnya TOMS. Padahal harganya sih mepet-mepet sama juga. Untuk baju yang standar aja deh, di Matahari dept.store atau sekalian pasar baru. Tapi yaa baiklah, mungkin seharusnya saya lebih wanita lagi. Karena cepat atau lambat saya perlu itu sepatu-sepatu cantik berheels, minimal wedges laah.

Jalan-jalannya ditutup dengan dessert Singapore ice cream a.k.a es kempit. Es krim yang ditangkup roti tawar. Ini sih macem es nong-nong yang pake roti, biasa nongkrong di depan TK Aisyiyah atau pasar jumat Salman, malah rasanya lebih enak. Sambil nikmatin es krim almond chocolate, saya perhatiin orang-orang yang berlalu lalang di Mall. Seperti biasa, kebanyakan chinese dengan glamour looks-nya. Kalo di mall beginian, saya suka mikir untuk apa sih ngabisin duit di toko-toko branded, berlalu-lalang dengan fashion dan make up yang heboh, duniawi things. Sepertinya saya ga cocok. Dengan style dan lidah kampung gini, ke mall cukup sesekali aja buat apdet kondisi borjuis udah segimana kondisinya sekarang dan inovasi kuliner baru, ahaha. Saya back to nature aja. Ngeceng alam pegunungan atau nongkrong di pantai.

Jam 8 malem saya dianter ke rumah MbaIv buat nginep semalem. Nemenin dia nge-Foxcrime karena orang-orang rumahnya pada ga ada. Bertiga yang lain masih lanjut hengot di warung makan temen kuliah mereka. Over all, it was glad and fun to hang around with them. Wanita-wanita yang super asik dan gokil. thank you girls 🙂

the ladies
This picture was taken when we’re watching Maliq & d’Essentials performed in ITS.
left-right: Sorry mbem (@dipharoanna), your pic was been cropped :p
Mbakdhi, Nane, Saya, Luli (@dalulia), dan emak kori (@corryindria)

Leave a comment

Filed under cerita-cerita, jalan-jalan, kawan-kawan, kota, makan-makan, resto, saya

Pulau Sempu, Laguna Segara Anakan

cagar alam pulau sempu
Akhir Bulan Juni ditutup dengan trip ke Pulau Sempu bareng 14 orang temen-temen kantor dari berbagai departemen. 6 orang cewe, 8 orang cowo.
Sekaligus sebagai akhir dari reli trip saya sebelum bulan Ramadhan (hihi), dan sebagai pembuktian kata orang-orang tentang keindahan wisata Pulau Sempu ini.

Jumat, 28 Juni 2013
Kali ini jadwal berangkat juga sehabis pulang kerja, seperti minggu lalu yang ke Jogja.
Tapi lebih santay, karena berangkat jam 10 malem dari Lumpang Bolong (salah satu kawasan kos).
Jadinya pulang kerja masih bisa santay-santay makan lalapan mujaer dulu, ke mini market beli tambahan perlengkapan trip dulu, dan packing ga buru-buru.
Tetep sih ya, jadwalnya jam 10 malem, tapi aktualnya berangkat jam 11 malem.
Pakai mobil ELF berkapasitas full 14 orang.

Sabtu, 29 Juni 2013
Perjalanan menuju Malang selatan, ke Pantai Sendang Biru, pemberhentian pertama sebelum nyebrang ke Pulau Sempu, sekitar 5 jam. Ditemani hujan sangat deras dan kabut tebal, akhirnya mendekati subuh kami sampai.
Setelah sholat subuh, kami menunggu munculnya matahari sambil siap-siap. Udah ga hujan, hanya gerimis-gerimis kecil.
Matahari mulai terbit, langit mulai terang, kami dikasih hadiah alam yang indah.. Pelangi dan suasana pantai yang tenang.
pelangi
Beberapa temen mulai cari perahu nelayan untuk disewa menyebrang ke Pulau Sempu dan guide untuk nemenin perjalanan menembus hutan hujan tropis.
Sisanya ke tempat sewa sepatu anti slip, karena sangat ga direkomendasiin pakai sepatu biasa. Jalanannya super licin dan berlumpur. Apalagi malemnya abis diguyur hujan, bakalan tambah licin aja nanti.
Setelah dapet perahu dengan harga Rp 130.000 (PP), sewa guide Rp 200.000 (PP), dan sewa sepatu Rp 10.000, kami harus berenergi dulu sebelum menempuh perjalanan 2.5-3 jam berjalan kaki.
Kami sarapan di warung nasi sekitar pantai, dengan menu pecel, rames, atau soto.

Lalu, dimulailah pertualangan kami di The (so called) Amazing Sempu Island.
Hyosh! bawa carrier berat berisikan survival things untuk 2 hari 1 malam. Plus air minum dan air bersih berliter-liter, karena di Laguna nanti ga ada sumber air tawar sama sekali.
Kami naik perahu nelayan, menyebrang sekitar 15 menit hingga sampai di Pulau Sempu, lalu tepat jam 8 pagi kami mulai jalan masuk ke hutan hujan tropis.
DSC_0113

Jreng.jreng.. baru mulai aja udah keliatan sangat jelas gimana berlumpurnya jalan. Totally muddy, tanpa ada jalan bagus sama sekali.
Mengertilah saya, kenapa kalau baca testimoni orang-orang yang udah pernah ke Sempu bilangnya “The Hell” moment.
Harus rasain sendiri gimana sensasi super seru menembus hutan yang naik turun, apalagi setelah hujan.
Saya sampai jatuh kepleset 4 kali, saking licinnya :”)
treking hutan tropis 1

treking hutan tropis 2

treking hutan tropis 3

CIMG3072

CIMG3065

Perjalanan ekstrim melewati hutan memang tepat sekitaran 2.5-3 jam.
Setelah sering bertanya ke guide berapa lama perjalanan lagi (yang baru aja jalan 10 menit udah ga sabaran ingin nyampe), terdengarlah deru ombak dan suara-suara seru orang-orang yang lain (sepertinya) berenang.
Ga sabar ingin ingin segimana amazingnya sih Laguna Segara Anakan.
Yang dibilang “The Heaven”nya itu katanya bisa ngobatin puas setelah penderitaan perjalanan.

Okay, mungkin menurut orang-orang yang cinta pantai bisa bilang seperti itu.
Tapi buat saya yang lebih suka gunung ini, sampai di Laguna ternyata.. biasa aja.
Ga sampe bikin saya seterpesona Ranu Kumbolo-nya Semeru.
Setelah menurunkan carrier yang bikin punggung saya encok dan bahu saya bengkak, saya berjalan datar menuju air laut di Laguna untuk bersihin sepatu dan baju yang udah penuh lumpur semua.
Dan mencoba menikmati sekeliling Laguna yang udah penuh dengan beberapa grup yang datang duluan.

arrived @ segara anakan

IMG_6862

CIMG3090

Ada yang seru waktu baru dateng di Laguna.
TIba-tiba dari kanan pantai ada yang teriak-teriak minta tolong.
“tolong! Tolong!” dan “Help! Help!”, “seriusan ini, tolong! help!”
Suara cowo dan cewe. Lalu beberapa orang ada yang berlari bak pemain baywatch untuk nolongin mereka.
Saya masih mengamati sambil beres-beres untuk ngediriin tenda. Bukan apatis sih, tapi daripada ikutan heboh ga jelas, mending ngerjain yang lebih jelas untuk kelangsungan hidup di Laguna yang jauh dari peradaban luar.
Pas udah keliatan aman, barulah saya denger-denger kisahnya.
Jadi, ada sekelompok cewe dan cowo yang lagi main-main air di pinggir sebelah kanan Laguna itu.
Kok lama kelamaan mereka jadi ke tengah laut, taunya mereka keseret ombak, ditambah kaki kram.
Jadi aja mereka teriak-teriak minta tolong karena udah ga sanggup ngelawan arus dan mereka terus keseret ke tempat yang dalam.
Alhamdulillah, guide kami itu yang bisa nolongin mereka. Disaat banyak yang nolongin tapi malah ikut-ikutan keseret. Ya tau kapasitas diri dong seharusnya, kalo ga bisa berenang jangan terlalu heboh di pantainya. Atau kalo bisa berenang tapi untuk diri sendiri aja, ga usah ikut-ikutan ingin nolongin orang tenggelam.

Setelah kejadian itu, sama temen-temen malah dibecandain.
Kan yang keseret arus itu bilang: “Help! Help! Tolong!”
Dijawab sama temen-temen: “ciyuus? miapah?”
Dan ngakak lah kami semua diatas ketraumaan orang-orang itu, ahaha.

Singkirkan iklannya, kami harus mendirikan tenda untuk tidur nanti malam.
Kami sewa 3 tenda; (literally) 1 tenda ukuran untuk 6 orang, 1 tenda ukuran untuk 4 orang, dan 1 tenda kecil ukuran untuk 2 orang.
Jadi 1 tenda gede untuk semua cewenya, lalu 2 tenda sisanya dibagi-bagi gimana maunya para cowo.
Setelah tenda berdiri, kami mengeluarkan persenjataan pelindung perut kami, makanan.
Dan ternyata… itu sih udah kayak mau buka warung aja.
Mie instan berbungkus-bungkus-bungkus dan snacks yang bejibun.
DSC_0123

DSC_0124
Lalu kami mulai masak mie untuk makan siang.
Sambil nunggu, ngeringin baju, dan kami bergiliran sholat dzuhur.. Ini yang saya suka, jalan bareng geng satu ini selalu inget waktu sholat. Karena kalau jalan-jalan dengan geng lain, kadang sholat ya inget masing-masing aja, atau bahkan pada ga sholat.
Bahkan karena kami sholat jamaahan, tetangga-tetangga tenda sekitar ada yang ikutan sholat juga.
DSC_0129

Jadwal siang-sore itu bebas.
Ada yang mulai naik tebing untuk liat samudera (masih siang bolong, terik banget, saya skip aja untuk jadwal nanti sorenya), ada yang berenang di pantainya (saya skip juga, karena berenang di air asin yang ga ada fasilitas air tawar untuk mandinya itu ga saya bangetnya kebangetan. Ada fasilitas mandinya aja, kayak Papuma, saya ga ikutan nyemplung, ini apalagi..).
Jadi saya sendiri yang masuk ke tenda dan tidur, ahaha.. tapi emang kepala saya pusing banget sih. heat attack i guess.

Masuk sore, saya bangun dan mulai segeran. Temen-temen masih menghilang dengan aktivitas narsis dan renangnya.
Tapi ga lama udah pada dateng ke tenda dan ngumpul lagi.
Saya bersiap untuk naik ke tebing, bareng temen-temen yang belum naik ke tebing sebelumnya.
Melihat pemandangan luasnya samudera…
samudra 1

CIMG3097

DSC_0179
Wohooo,, that was the awesome part.

Ini yang saya paling suka dari Pulau Sempu. Pemandangan ini. Momen ini.
Samudera luas, cipratan air laut dari ombak yang menghantam karang, langit..
Ciptaan Allah yang Maha Luar Biasa..
IMG_6776

samudera
(picture taken by me when Hq stood alone with those ocean as his background, stunning! *muji karya sendiri gini,hihi*)

DSC_0163

Yang saya lakukan, hanya cari spot paling pewe untuk nikmatin view samudera, dan duduk diam.
Memejamkan mata, mendengar suara laut, menghirup udara segar. that’s it and I’m satisfied!
Pemandangan Laguna dari atas tebingnya juga keren.
saya

Menjelang maghrib, baru saya turun, dan ikut bantu nyiapin makan malem.
Menu kali ini, selain tentu saja mie instan, masak nasi dan sarden.
Makan apapun selama bisa bareng temen-temen yang asik sih bakalan kerasa nikmat.
Abis sholat maghrib, kami berkumpul melingkar diatas terpal untuk menyantap makan malam kami di tengah Pulau Sempu.
IMG_6793

IMG_6796

Jadwal abis makan adalah main UNO.
Tapi sayangnya baru aja mau mulai, udah gerimis, dan ga lama hujan.
IMG_6797

Ga sesuai harapan banget sih hujan di malam harinya.
Karena kami kan ngebayanginnya ngabisin malam sambil main UNO, bakar-bakaran, berpayungkan bintang-bintang yang bertaburan dilangit.
Tapi jadinya kami habiskan malam di dalam tenda, berpanas-panasan, dan tidur.
Hujan semakin deras, bahkan lebat. Suara guntur dan kilatan petir udah bersahut-sahutan.
Ditambah tenda bocor, bikin makin ga oke untuk tidur. Tapi kami ber-6 sih nikmatin aja.
Dengan berbagai gaya di dalam tenda yang sempit, kami nyoba posisi paling pol untuk istirahat.
Padahal baru jam 8 malem, tapi kami terkurung di dalam tenda.

Lalu tanda-tanda hujan lebat segera berakhir mulai terdengar.
JREEENNGG… kedengeran suara gitar dan nyanyi-nyanyi keras dari tenda depan. sounds so fun.
Mereka tetep tau caranya nikmatin pantai malam hari walau hujan.
Temen-temen cewe lain udah pada tidur, tapi karena panas dan gerah, saya memilih untuk keluar tenda.
Seger banget kena angin laut di malam hari. Masih gerimis jadi saya pake payung beneran.
Ada 2 orang temen cowo yang ga tidur juga, arga dan pingpung masih diluar tenda. jadi sambil denger teriakan-teriakan yang nyanyi, kami ngobrol-ngobrol.
Menjelang tengah malem, udah ga gerimis, kami masak air panas untuk seduh kopi.
Bintang mulai terlihat, suara-suara teriakan nyanyian mulai redup, hanya terdengar suara-suara samar orang-orang yang masih ngobrol dari tenda sekitaran, dan suara ombak.

Minggu, 30 Juni 2013
Saya nanya ke temen sekarang udah jam berapa. Dijawabnya kalau ternyata baru jam 1 dini hari.
Malam terasa panjaaang.. ingin segera subuh dan hunting sunrise dari atas tebing.
Jam setengah 2 pagi, saya mutusin untuk masuk tenda dan mulai tidur-tidur ayam hingga mungkin jam setengah 5.

Walau ga tau tepatnya jam berapa, tapi harusnya udah masuk waktu subuh.
malah langit udah mulai beranjak terang.
Kami semua bangun dan sholat subuh bergiliran.
Saya udah ga sabar untuk segera naik ke tebing dan liat sunrise.
Tapi ternyata, sunrisenya ketutupan sama bukit ;(
Hanya bisa menimati siluet horizonnya aja. Tapi tetap bisa bikin dunia saya serasa berhenti.
IMG_6808

IMG_6799
Hingga langit benar-benar sudah terang, saya baru turun dan bantu siapin sarapan, dengan melihat yang masak dan ngabisin stok cemilan, ehehe.

Sesuai perjanjian dengan mamang guide, kami akan dijemput jam setengah 9 pagi.
Jadinya setelah sarapan, dengan mie instan lagi, kami bongkar tenda dan bersiap untuk packing pulang.
IMG_6820

IMG_6815

Sambil nunggu dijemput guide, kami mulai beraksi lagi, foto-foto.
Sok-sok lupa kalo perjalanan pulang nanti bakalan lewat rute “The Hell” hutan hujan tropis seperti kemarin.
Nyeseknya, Kali ini ga ada suguhan pelepas lelah indahnya Laguna, tapi langsung pantai menuju sendang biru.
Pas lagi hari ini adik saya ulang tahun.
bea

DSC_0312

DSC_0322

Jam 9 akhirnya guide kami datang dan kami langsung berangkat perjalanan pulang.
OK! Kali ini bener-bener “HELL” (astaghfirullah ;p).
Efek hujan lebat tadi malem bikin treknya makin “HELL” (astaghfirullaaah ;D).
Makin lama, makin berat sama lumpur di sepatu dan celana. Udah ga pilih-pilih jalan lagi, nyemplung aja di kubangan lumpur. Jatuh kepleset cuman sekali, tapi buat saya perjalanan pulang 3 jam paling “HELL” yang pernah saya alamin.
IMG_6865

IMG_6869

IMG_6871

IMG_6872

IMG_6874

IMG_6875

Kaki lecyet, tanah becyek, ga ada ojyek. Sendi betis mulai bermasalah yang bikin jalan saya makin pelan karena sakit dan tertinggal paling belakang. Ditambah bengkak di bahu akibat gendong carrier berat mulai kerasa. perfekto.
Bikin saya berazzam, perjalanan ke Sempu ini cukup sekali seumur hidup aja.
Ga lagi-lagi mau dateng karena penasarannya udah terselesaikan tuntas.
Saya lebih milih naik Semeru berkali-kali dan kemping kedinginan di Ranu Kumbolo.

Dengan langkah gontay karena betis sakit dan kaki lecet, akhirnya tertatih-tatih sampai di tempat start yang sekarang jadi tempat finish perbatasan Pulau Sempu. Ga saya banget pokoknya >.<
Perahu kami sudah menjemput dan sebagai orang yang ditunggu karena berada di paling akhir, saya langsung naik ke perahu.
Saya hanya duduk di tepi perahu, menikmati perjalanan menuju pantai sendang biru sambil melepas letih, yang sebelumnya melepas sepatu yang bikin lecyet.

Sampai di Sendang Biru jam 12an, saya langsung turun, nyeker menuju toilet untuk bersih-bersih.
Disusul temen-temen yang lain.
ELF sudah menjemput, dan kami skip makan siang karena akan disuguhin makan di rumah Hq, di Malang.
Setengah 2 siang kami berangkat meninggalkan Sendang Biru dan setengah 4 sampai di rumah Hq.
Istirahat makan dengan tahu telur bikinan ibunya Hq, sambil ngobrol-ngobrol dan nonton bola (PERSIB euy).
Jam setengah 6 kami pamitan untuk kembali ke Bangil.
Perjalanan cukup lama karena lalu lintas padat, akhirnya baru sampai Bangil setengah 11 malam.
Saya langsung beres-beres ngeluarin yang kotor dan bersih-bersih diri lagi dengan lebih baik dan benar.

Cukup sudah perjalanan ke Sempu ini. Cukup jadi pengalaman sekali seumur hidup.
Tapi tetep harus dicoba, biar tau serunya menembus hutan tropis, main di laguna di tengah Pulau Sempu, dan sensasi melihat samudera dari atas tebing 🙂

DSC_0318
Genng Sempu kali ini:
(the Females) Mak Atun, Tatik cilik, Mba Inne, Mery, Mba Nana, Sayaa
(the Males) Haqi, Hanafi, Habibil, Husni, Arga, Yakin, Fendrian, Bayu

6 Comments

Filed under jalan-jalan, pantai

JOGYES! (1) Gua Pindul, Sungai Oyo

Cerita traveling wiken ini langsung menuju lintas provinsi.
Sekitaran sebulan lalu, ada ajakan ke Gua Pindul, Gn. Kidul, Jogja dari temen-temen ISD.
Kebetulan ga lama sebelumnya saya sempet liat foto IG di instagram tentang Gua Pindul. Dan itu cukup stunning. Tanpa pikir panjang yasudah saya mengiyakan untuk ikutan backpackeran ke Jogja ini.

Jumat, 21 Juni 2013
Berdasarkan rencana awal, keberangkatan menuju Jogja menggunakan bus dari Terminal Bungur Asih (Surabaya).
Abis pulang kerja jam setengahg 5 sore, sebagian temen-temen udah langsung menuju rumah/kosan masing-masing untuk packing dan siap-siap.
Saya masih harus ngerjain tugas dulu, jadi baru bisa balik kosan jam 6 sore.
Yang ga jelas adalah MbaIv, yang salah ngerjain tugas dan harus kebut ngerjain tugas yang baru karena itu tugas harus disubmit hari ini juga.

Kami harus berkumpul jam 8 malem di stasiun, karena ke Bungur asihnya nebeng temen yang sekalian pulang ke Surabaya.
Tapi ternyata, karena sampe jam 8 itu MbaIv masih di kantor ngerjain tugas, akhirnya kami duluan berangkat ke Bungur dan MbaIv nyusul naik bus.

Jalanan menuju Surabaya kalo wiken gini pasti macet. Jadinya estimasi sejam sampai, ngaret setengah jam. Setengah 10 malam kami sampai di Bungur.
Setelah di drop, kami menuju tempat tunggu. Dengan rencana mau ke Garasi Bus Eka/Mira langsung, tapi setelah ada konfirmasi MbaIv udah naik bus dari Bangil menuju Bungur.

Akhirnya setelah jalan-jalan dari depan sampe belakang, balik lagi ke depan Terminal untuk nebeng Bus yang mau ke Garasi, yang duluan dateng itu MbaIv.
Setelah semuanya kumpul, kami langsung dapet juga Bus menuju Jogja, tapi ga sesuai rencana. Rencananya kami mau naik bus Eka, karena eksekutif kursinya nyaman dan ada berhenti istirahat untuk makannya.
Tapi karena buru-buru, jadinya kami naik Bus Mira yang pertama kali dateng ke terminal, tarif ekonomi yang bikin pegel sebadan-badan dengan perjalanan 8 jam.
Bayar tiket on the spot Rp 38.000, dengan harga setengahnya dari budget naik Bus Eka.

Perjalanan naik bus ekonomi berjam-jam buat saya kurang rekomended, kecuali sangat-sangat tahan dengan kursi keras dan ugal-ugalannya.
Jam 6 pagi, sampailah kami di Terminal Giwangan, Jogja.

Sabtu, 22 Juni 2013
P1100243
Sesampainya di Giwangan, kami istirahat mengendurkan sendi-sendi sekalian ke toilet dan ngehubungin mobil yang kami rental untuk seharian ini.
Kami minta dijemput jam setengah 8, karena mau cari sarapan dan penginapan dulu sebelum langsung menuju Gua Pindul, Gn. Kidul.

Setelah mobil datang untuk menjemput, kami menyerahkan sepenuhnya ke supir mobil, yang mana adalah temennya Pakdj waktu di Batam, untuk cari sarapan.
Putar-putar Jogja sebentar, lalu kami diantar ke warung makan deket alun-alun kidul.
P1100253
Saatnya sarapan di Jogja dengan bacem (tapi bukan gudeg).
IMG_6604

IMG_6602

P1100265

P1100266
Minuman yang paling saya suka: Wedang Uwuh.
Minuman Jahe, dengan banyak rempah-rempah (batang secang, cengkeh, kayu manis, daun salam, dan daun-daun lainnya)

Abis sarapan, kami foto-foto sebentar di alun-alun kidul, diantara Pohon misterius itu loh.
P1100271
Sebentar aja, karena kami harus ngejar waktu ke Gua Pindulnya biar ga kesiangan.
Tapi sebelumnya kami harus cari penginapan dulu. Soalnya selama kemarin-kemarin mau booking, pasti penuh mulu. Pas dengan liburan sekolah sih.
Kami minta cari di daerah malioboro, biar enak jalan-jalannya gitu.
Beberapa penginapan kami singgah dan tanya, udah penuh semua.
Akhirnya dapet juga penginapan di deket bakpia 25, dengan rate yang murah.
Satu kamar, kamar mandi dalam, AC & TV, 2 large bed, seharga Rp 310.000.
Karena hanya itu yang available dan murah, kami langsung booking.
Satu kamar untuk ber-6. Bareng sama cowo-cowonya sih, tapi ga kepikiran juga untuk tidur, karena malah berencana untuk menghabiskan malam sambil kopi Joss atau midnight nonton Superman, hihi.

Abis turunin barang-barang, ganti baju untuk beraksi basah-basahan, kami ke mobil dan langsung menuju Gua Pindul.
Perjalanan lumayan jauh, 40 km-an. Jadi selama perjalanan bisa tidur dulu. Tapi pemandangan sepanjang jalan masuk Gn. Kidul itu bagus, sayang kalau ga dinikmatin.

Pas mendekati jam 12 siang, kami tiba di pusat wisata Gua Pindul.
Kami harus daftar dulu, ikut paket wisata yang mana dan bayar.
Kami pilih wisata Gua PIndul (Rp 30.000) dan rafting di Sungai Oyo, track panjang (Rp 45.000).
Walau yang dateng udah rame, sampe berbus-bus, tapi kami bisa langsung menuju lokasi.

Jalan sebentar, kami ambil ban GEDE untuk nanti kami naik masing-masing, kami bawa ke lokasi Gua Pindul.
P1100288
Lumayan buat pemanasan ngelatih otot tangan, wkwkwk.

Sampai di lokasi Gua Pindul, kami brifing dengan pemandunya, dan berdoa.
Lalu satu per satu kami turun ke sungai dan duduk diatas ban masing-masing.
Satu grup saling pegang ban kawan di sampingnya, biar ga kepisah.
P1100310

P1100308

P1100314
Selamat masuk ke Gua PIndul, wisata penelusuran sungai dengan pemandangan batu-batu alam stalaktit dan stalagmit.
Sayangnya, kamera anti air Pakdj berembun parah, jadinya foto-fotonya kurang pol ;(
P1100320

P1100330

P1100337

P1100359

P1100360

Perjalanan 300 m di sungai bawah Gua itu sambil mendengarkan cerita pemandunya tentang sejarah Gua Pindul.
Saya kurang merhatiin sih, karena ga kedengeran juga, hihi.
Sekitar 30 menit kemudian, kami tiba di ujung Gua. Tapi perjalanan kami belum selesai.
Next destination is semi-rafting di track panjang Sungai Oyo.

Menuju SUngai Oyo, kami keluar area Gua Pindul, naik jeep terbuka.
P1100402
Perjalanan darat 20 menitan, kami sampai di pinggir sungai Oyo.
Bersiap untuk menikmati arus sungai yang ga terlalu deras, diatas ban.
P1100432

P1100444

P1100482

P1100512

P1100544P1100402

Tracknya memang panjaaaang. Kami santay banget serasa di pantay. Pokoknya cukup bikin enjoy.
Walau arusnya ga deras sih, jadi kurang unsur peningkatan adrenalin-nya.
Kami sempet istirahat di air terjunnya, foto-foto, dan loncat-loncat dari tebing ke sungai.
Lalu melanjutkan penyusuran sungai, pokoknya tau-tau udah akhir perjalanan.
Lalu kami dijemput jeep lagi menuju tempat awal mobil parkir, dan barulah bener-bener berakhir wisata di kawasan Gn.Kidul ini.

Setelah itu kami bersih-bersih, mandi, dan bersiap untuk menikmati sunset di Pantai Indrayati sambil makan ikan bakar.
Pkl 15.30 kami berangkat, dan sebagian temen terlelap (lagi) karena perjalanan masih cukup jauh.

Leave a comment

Filed under jalan-jalan, tempat wisata