Monthly Archives: July 2013

What I Like The Most

1) Morning
2) Sunrise
3) Yellowish Dawn
4) Clear Fine weather
5) Blue Sky, White Clouds
6) Chirps of Birds
7) Jogging at the Park
8) Get Sweat
9) Smile
10) Let it go

Leave a comment

Filed under cerita-cerita

Saya Sih Setuju

Kata-kata sakti pagi ini dari Babeh:

“Punya banyak rencana itu, bikin diam di tempat. Tapi ga punya rencana itu, bakalan tersesat”

Aiih, ya bener sih.
Buat saya yang sempet punya banyak rencana hingga jangka panjang, tapi kenyataannya rencana-rencana itu gagal total hingga bikin saya depresi sendiri, kata-kata itu manjur untuk saya sadar tentang arti nothing to lose lagi. Bahwa harus punya rencana, tapi ga sampe ngotot untuk diwujudkan bahkan rencana berjangka panjang. Mungkin bagi orang yang punya visi, kalimat ini ga bakal sesuai dan ga disetujui banget. Tapi kan tiap-tiap orang berbeda. Silakan saja bagi yang suka bikin rencana berjangka, hingga puluhan tahun ke depan, sama sekali ga salah. Buat saya, yang udah pernah ngalamin kejadian demi kejadian yang bikin saya berubah jadi orang asing untuk diri sendiri ini, wasiat-wasiat ala Al-Hikamnya Babeh ampuh untuk balikin saya normal lagi. at least siklus bulanan saya bisa teratur lagi dengan sendirinya. Pertanda level depresi saya udah turun jauh ke level stress ringan, qiqiqiqiqiq.

Tentang konsep takdirnya, tentang konsep ga berharap pada siapapun, bahkan pada Allah sekali pun, tentang konsep beribadahnya, tentang konsep mengerjakan yang ada di depan dulu saja, tentang konsep jodoh, tentang konsep ikhlas, tentang konsep bersedekahnya, konsep berdoanya, tentang konsep kepemilikan jiwa dan raga,, semuanya tentang hanya menjalankan perintah Allah SWT sebagai pencipta kita tanpa berharap apapun. Karena hakikatnya kita bisa masuk surga pun bukan karena amalan-amalan yang kita perbuat, tapi karena Rahmat Allah SWT. Selama konsep Al-Hikamnya Babeh ini menurut saya tetap di jalur Al-Quran dan As-Sunnah, masuk akal sesuai hati nurani saya, ya saya terima dengan baik dan bisa diimplementasikan.

Siangnya, saya tiba-tiba ditanya oleh kawan yang ga puasa Ramadhan, walau dia seorang muslim.
“Kenapa kamu puasa? coba jelaskan ke saya dengan masuk akal, karena saya ga bisa terima alasan yang hanya sifatnya ritual dan perintah aja”
Saya kaget juga ditanya seperti ini. Ya iya juga, kenapa saya puasa? kenapa saya sholat? Tapi yang terlintas di saya, cuman karena itu semua perintah Allah, dan saya sebagai ciptaan Allah harus mematuhinya. Saya udah dikasih hidup, dikasih banyak kemudahan dan rezeki, ya apalagi yang harus saya perbuat selain patuh dengan perintah Allah.
MUngkin jawaban saya itu ga bikin puas dan bukan jawaban tepat untuk bisa masuk akal dia, belum bakat juga berdakwah karena ternyata ilmu agama saya cemen banget. Mungkin dia harus ngobrol intens tentang konsep Al-Hikam sama Babeh. Tapi sekarang hanya itu yang jadi landasan saya melakukan semua aturan agama. Karena perintah Allah melalui Al-Quran dan Rasul-Nya, dan bisa masuk akal saya sebagai manusia yang terbatas ini. Toh semua ini hanya kehendak Allah saja yang menggerakkan saya untuk patuh semua perintah-NYa, walau sekarang saya masih berusaha untuk memahami dan khusyuk dalam setiap ibadah. Ga berharap apa-apa, hanya melaksanakan semua perintah Allah.

Kesimpulan yang bisa saya ambil, make affordable plan, take a chance, make a change, and nothing to lose.

Leave a comment

Filed under cerita-cerita, petuah si bos

Semua Ada Waktunya

Atarimae deshou sudah jelas kalau semua itu akan didapat pada saatnya.
Itu yang saya dapat dari hasil berbincang di salah satu grup perusahaan di Cikarang kemarin.
Berawal dari curhatan saya Ke Bpk HR yang merasa belum pantas untuk langsung berada di jajaran manajemen perusahaan, dan meminta untuk dijadikan pegawai standar aja. Beliau cerita kalau ada orang yang lebih mentingin prestis, titel, jabatan, daripada gaji. Bisa aja gajinya kecil, yang penting jabatan dia tinggi, dia bangga dengan statusnya tersebut.

Tentu aja buat saya itu kebalikan. Mendingan jadi rakyat jelata, yang ga keliatan dari bawah karena berada diatas, yang penting gajinya gede. Mwehehehe.
Entah karena saya merasa karena wanita yang penting bukan titel dan karir. Toh ujung-ujungnya juga mengurus suami dan anak kelak. Bukan ilmu di kantor dan jabatan tinggi yang bisa bikin keluarga baik dan benar. Mungkin beda dengan pria, yang bisa terlihat dari jabatannya sejauh mana tanggung jawab dia dan kemampuan dia di sosial. Apalagi kalo bisa seimbang kelancaran karir kerjaan dengan tugas membimbingnya di keluarga. Saya bisa kagum dan respek dengan pria seperti itu. Family man but also superior in sociality. ada tambahan nilai plus-plus-plus.

Anyway, Semua ada waktunya. Ketika harus menjabat di jabatan yang lebih tinggi itu karena memang pantas dari hasil kerja kerasnya. Sehingga diberi apresiasi naik level. Bertahap, dijalani sesuai kerjaan dan waktunya. Contohnya, anak kecil itu belum waktunya diberi barang yang mahal-mahal kalo bukan kebutuhan penting. Nanti ada saatnya, mungkin ketika dia dewasa udah bisa cari penghasilan sendiri, silakan dengan bebas beli barang mewah untuk dirinya. Orangtua tidak boleh memanjakan anaknya berlebihan. Karena semua ada waktunya. Sepatu, tas, baju, mainan, barang-barang yang masih layak pakai, ya ga perlu dibelikan dulu barang yang fungsinya sama. Kalau udah waktunya barang lama rusak, maka udah saatnya beli yang baru. Setiap hal ada saatnya.

Begitupun dengan menikah *eeerrr ,pasti melipir soal beginian muluk* insyaAllah ada saatnya. Tetap mengusahakan tapi ga ngoyo maksa-maksa. Ya kalo udah saatnya pasti dimudahin segala persiapannya. Huft, topik ini dibahas karena ada tawaran menggiurkan dari kantor tersebut, yang bisa dihubungkan dengan status saya kedepannya. Xixixi. Tapi ya itu, untuk saat ini saya hanya mau menjalankan kesempatan yang ada di depan mata aja dulu. Daripada harus terhalang keadaan yang ga jelas. Ga mau seperti dulu-dulu, mengambil keputusan karena bergantung dengan ketidakjelasan rencana yang lain.

Jadi, semua ada waktunya. Ketika naik jabatan, ketika beli barang baru, ketika berpindah tempat, ketika menikah, ketika punya anak, apapun itu semua ada waktunya. Jalani saja dengan baik dan benar, ambil saja kesempatan baik yang ada, hiduplah hari ini, ambil positif untuk setiap kejadian, dan tidak usah khawatir dengan masa depan. Karena semua ada waktunya.

Leave a comment

Filed under cerita-cerita

Jumat Dan Bandara

Ada apa jumat ini??? Sama seperti jumat lalu, saya harus berangkat ke Ibukota Jakarta untuk meeting di Kantor Pusat. Tapi kali ini ke Cikarang juga untuk bertemu Presdir grup perusahaan disana membicarakan “masa depan saya”, sekalian meeting product development, dan ditemani seorang manager senior.

Yang berbeda adalah kejadian di tiketing saat mau check in. Petugasnya bilang: “Mba, ini untuk keberangkatan tgl 28 ya”
Hueee,,, kan hari ini tgl 26!!! Dan memang benar saja, di tiket nya tertulis tgl 28. Walhasil saya dan senior luntang lantung mencari kepastian flight yang bisa berangkat pagi ini.

Selain itu sibuk juga ngehubungin orang2 kantor untuk konfirmasi. Dijamin heboh deh di kantor pagi ini. Saya sih sama senior masih bisa santai, nunggu kepastian waiting list next flight. Ngobrol-ngobrol seru dulu. Sampai akhirnya karena termasuk member corporation dan high class, jadi bisa diprioritasin dapet seat next flight. eeh, pas mau nyampe Jakarta ternyata harus antri landing. Muter-muter dulu sampe 15 menit. Untung langit lagi cerah, viewnya seger. Jadi lanjut nikmatin entertainmentnya pesawat.

Hadooh, lagi-lagi deh karena ketidaktelitian saya baca issued ticket dari GA kantor. Biasanya c Mba GA ga pernah keliru urusan booking2an. Ditambah emang email2an jg saya ditanya apa mau sekalian pulang Bandung atau enggak. Makanya saya pede aja klo itu jadwal tiket udah bener untuk hari Jumat. Senior juga khawatir salah ngasih instruksi jadwal berangkat karena dia yang ngehubungin GA duluan. Sang GA juga jadi ketar ketir khawatir salah issued. Intinya semua pihak tidak teliti. *mencoba menenangkan diri sendiri,huehue*

Tapi yaa mencoba tenang dan santai aja. Kan kalo udah kejadian begini namanya Takdir, tinggal dipasrahin. Kalo udah rezeki, bisa tetep ketemu presdir yang di Cikarang dan ada kelanjutan sesuai rencana manusia 

Leave a comment

Filed under cerita-cerita, kisah jumat

Ada Tanda – Tandanya

Ada yang selalu bilang, “keputusan yang udah diambil ga boleh disesali! jalani saja dengan ikhlas dan tanggung jawab”.

Bagi saya, misal, keputusan untuk bekerja di Indonesia daripada di Jepang. Alasan waktu itu karena saya ga mau terlibat rutinitas super hecticnya budaya kerja Jepang, super workaholic. Banyak saran dari senior-senior kalo untuk wanita lebih baik jangan kerja di Jepang. Kalau tambahan dari senior ngeyel saya, biar gampang dapet jodoh juga di Indonesia. Tapi, sekarang saya ngerasa lebih baik di Jepang aja. Walau kerjanya mungkin sibuk dan tetep jadi single (toh balik ke Indonesia juga ga ada perubahan), tapi saya masih dapet lingkungan yang bersih dan aman. Fasilitas dan pelayanan yang profesional dan nomor 1. Ketersediaan pangan yang lebih sehat dan fasilitas olahraga di taman yang terawat. Tentu saja gajinya juga berkali-kali lipat daripada disini. Nabung beberapa bulan aja, Saya udah bisa pergi haji dengan mudah tanpa harus antri bertahun-tahun, ditambah bisa traveling ke negara-negara lain juga. Komunikasi dengan keluarga lebih lancar karena internet lebih cepat dan stabil, Bisa bantu keluarga juga dengan nominal yang cukup. Lebih update keadaan di media sosial. Ga perlu bingung pengen gadget baru atau pengen kendaraan pribadi, karena transportasi umum sudah sangat layak. Dan yang paling penting, saya merasa lebih “baik” dalam hal keagamaannya ketika disana.

Hal diatas penuh dipikiran saya hari kemarin. Pengen balik Jepang, pengen ke Jepang lagi, gimana caranya bisa balik sana lagi, terus saya pikirin. Tetapi hari ini ada satu hal yang bikin saya bersyukur bisa ditempatkan disini. Yaa, sebenernya banyak banget yang harus disyukuri dimana pun saya berada, bahkan disini terlalu banyak hal yang harus disyukuri. Pagi ini seperti biasa, dapet wejangan sakti ala Al-Hikamnya c Babeh.

Beliau menekankan lagi tentang prinsip kepasrahan total kepada Allah, terhadap segala ketentuan-Nya. Udah berkali-kali beliau bilang kalau takdir manusia itu sudah ditentukan, dari sebelum lahir hingga nanti di akhirat akan masuk Surga/Neraka. Kali ini selain mengingatkan lagi tentang prinsip takdir, beliau juga bercerita tentang prinsip “Menyenangi setiap keadaan”. Mau keadaan yang terjadi itu emang bikin seneng atau malah bikin pengen marah. Tapi ya nikmati saja. Toh semuanya adalah ketentuan dari Allah. Bisa jadi kejadian-kejadian yang kita alami itu, yang berhubungan dengan manusia lain, adalah jalan hidayah untuk orang lain. Tentu saja untuk diri sendiri juga, karena sebagai bahan pengingat. Jadi buat apa marah-marah, karena ga ada gunanya. Pantes aja c Babeh ini emang ga pernah marah, mau se-tolol apapun anak-anak buahnya bikin masalah, tetep diajarin dengan sabar.

Babeh cerita tentang kejadian yang dialaminya sekarang. Bukan kejadian yang menyenangkan sih. Tapi dari kejadian tersebut beliau bisa memahami pelajaran lain, yaitu “Tanda-tanda orang yang ingin Allah dekati atau jauhi”. Beliau ini seperti bisa baca sifat orang, secara harfiah apa orangnya baik atau kurang baik. Kalau orang baik, itu berarti Allah ingin orang tersebut lebih dekat lagi dengan Allah. Kalau orang tersebut kurang baik, padahal udah banyak dibaik-baikin, berarti Allah ga pengen deket-deket. Tapi beliau menekankan, namanya tanda-tanda kan bukan berarti benar, tapi ada karena untuk kita berhati-hati. Apakah harus dekat dengan orang tersebut atau jangan. Sama aja prinsipnya seperti berteman dengan orang sholeh akan ikutan sholeh, dan sebaliknya.
Lanjut beliau, sekarang manusia itu pasti pamrih. Jangankan ke manusia, ke Allah aja pamrih. Sholat, Sedekah, bermuamalah, dan bentuk ibadah lainnya itu karena ingin dapet sesuatu dari Allah. Berdoa minta ini itu, apalagi kalo lagi ada masalah. Ada satu manusia yang tanpa pamrih melakukan semua hal demi manusia lain, yaitu seorang Ibu.

Contoh kasus. Ada seorang ajudan pengawal presiden, kelas elit, profesional. Semua yang disuruh dan diminta Presiden dia lakuin dengan sigap. Kapan pun itu, walau kalau dini hari mungkin pake misuh-misuh dulu baru bekerja (sama aja lah yaa kayak pegawai-pegawai lain yang klo dikasih kerjaan itu mencak-mencak tapi di depan bos bermuka manis, termasuk saya kok). Tapi ada pamrih di kerjaan yang dilakukan. Baik itu karena digaji, mau naik jabatan, atau tambahan bonus. Tapi kalo Ibu? Mulai dari mengandung, melahirkan, menyusui, memandikan, ngasih makan, bersihin kotoran, beliin perlengkapan diri, menyekolahkan, bahkan berdoa pun untuk anaknya semua. Tanpa pamrih, tanpa niatan apapun, tanpa alasan apapun, hanya melakukan semua demi anaknya.
OK, this part made me really want to be near my mom. dan ini tanda-tandanya saya harus lebih berbakti pada Ibu, fufufu.

Seharusnya begitu juga seorang hamba kepada Allah. Melakukan semua perintahnya tanpa ada alasan apapun. Beribadah karena memang sudah perintah-Nya yang harus ditaati, harus dijalankan. Intinya ya kepasrahan total tanpa ada embel-embel pamrih apapun dalam beribadah dan menjalakan hidup. Kalau udah bisa gitu, badan itu akan ngerasa melayang, saking ringannya ga ada beban. Yatapi, hal itu dalam realitanya sangat susah luar biasa untuk dijalankan. Hanya segelintir orang aja yang bisa bener-bener ga terbebani duniawi.
Paling enggak hal yang mungkin ga bisa saya dapet di Jepang itu bertemu dengan atasan yang suka ngasih wejangan seperti itu. Walau beliau bilang “saya mungkin ga sadar ngomong begini ke kamu, ini karena Allah yang menggerakkan. Bisa aja sebentar lagi saya lupa dengan apa yang udah diucapkan ini. Tapi paling tidak bisa berbagi dan sedikit memberikan pencerahan”.
Tsaahh.. pencerahan banget kok Pak.
Matur Nuwun 😉

Dan dengan GR-nya saya merasa Allah itu sangat sayang sama saya, karena ketika saya butuh hal untuk menyadari hakikat diri, selalu aja ada cara-Nya menyentil dan mengingatkan saya.
Segala puji bagi-Mu.

1 Comment

Filed under cerita-cerita, petuah si bos